Pages

Powered by Blogger.

29.6.11

Hitam

Sejak dulu (entah sejak kapan pastinya) saya memang tidak suka sama warna hitam. Makanya gw nggak pernah punya barang warna hitam selain polpen hitam. Mau baju, rok, celana selalu menolak jika bakal dibelikan yang berwarna hitam.

Tetapi saat kelas 10 dulu dan masuk ke klub theater sekolah, saya mau tidak mau harus beli baju berwarna hitam. Yup, baju hitam pertama saya. Kalau saja waktu itu tidak ada ketentuan pas tampil dress code-nya warna hitam entah kapan baju hitam itu menghiasi lemari. Setelah itu berkembang dengan dibelikan rok dan jilbab hitam.

Sekarang penilaian saya berubah tentang warna hitam. Malah sekarang gw suka pake hitam karena cocok kemana-mana :)

19.6.11

Gw butuh piano, please!

"Jika tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkan, maka belajarlah mencintai apa yang telah kamu dapatkan"
kata-kata di atas, gw dapatkan dari sebuah sinopsis novel. Benar juga ya, kenapa harus bersedih-sedih dengan apa yang tidak kita dapatkan sedangkan selama ini kita telah mendapatkan banyak sekali yang bahkan kita sendiri lupa untuk bersyukur dengan kepunyaan kita tersebut. Sifat manusia memang tidak akan pernah lepas dari keinginan memiliki lebih.

Kamis kemarin gw minjam novel, yang isinya kumpulan cerita-cerita pendek. Dan baru 1/3 bagian dari novel itu yang gw baca. Tapi dari 1/3 bagian itu sudah ada 2 cerita pendek yang membahas dan sedikit menceritakan tentang tokoh cerita itu yang begitu mencintai piano. Oke, gw galau. Patah hati gitu lho!

Sedikit lebay emang. tapi yah, begitulah yang gw rasakan saat membaca kedua cerita itu. Gw jadi ingat saat SD, saat pertama kali diperkenalkan dengan piano oleh sahabat gw waktu itu. Dia memang punya piano di rumahnya dan dia les piano. Awalnya pas melihat tidak punya perasaan apa pun. Terus gw diajari sama sahabat gw itu untuk bermain piano. Setelah sehari itu, gw langsung jatuh cinta dan pengen main lagi, gw bahkan pernah minta kepada Papa dan Mama buat dibeliin piano (kirain murah kali ya). Yah, tapi sampe sekarang gw belum punya piano sendiri di rumah.

Walau nggak sering, gw kadang berkunjung ke tempat teman gw itu (gak tahu malu, wahaha) dan main-main sama piano-nya (gw dengan tidak tahu malunya minta diajari terus). Yah, tapi harus berakhir saat kelulusan SMP, karena habis itu gw kan sekolahnya asrama :'( temen gw itu juga lanjutin SMA di jogja.

bertahun-tahun di asrama membuat gw lupa sama piano (maaf ya). Tapi saat sidang terbuka di ITB tahun 2008 itu gw lihat penampilan dari salah satu unit di ITB, nyeeeet gw pengen main piano lagiii. Gw bahkan sampai daftar unit itu. Tapi ternyata waktu berkata lain. Setiap kali unit itu nge-jarkom buat kumpul perdana, kedua, dst pasti selalu bertabrakan dengan unit lainnya yang gw juga daftar didalamnya. Dan gw lebih memilih unit satunya lagi karena emang gw lebih pengen fokus ke cita-cita gw saat itu (FYI, cita-cita gw pengen jadi menteri lingkungan lhoooo).

Dan sekarang gw agak nyesel, mana gw sekarang udah jadi anggota pasif di unit yang gw prioritaskan lagi. Setelah baca 2 cerita dari novel yang gw pinjam, gw jadi pengen banget main lagi. Udah sekitar 6 tahun kali ya gw nggk bercengkrama sama piano. apa gw ngikutin saran temen gw aja ya ke toko musik sok-sok-an nanyain tentang piano trus dicoba-coba mainin -___-

Hey, ISO's people, can I use yours?

acuhkan!!

Pokoknya kalo gw udah punya rumah sendiri gw mau rumah gw ada grand pianonya. titik.

Ngutip

Kemarin gw habis cerita-cerita sama temen gw, dan dia bilang:
"gw kangen banget deh suasana sana, gw kangen main UNO bareng-bareng"
Teman, gw juga! Gw sangat kangen suasana kebersamaan itu. Kebersamaan yang sangat jarang kita dapatkan lagi setelahnya.

18.6.11

Opening

The hill you once walked down
was now covered with many spots of sunlight
I'm standing here alone
Remembering all the heart warming memories
My eyes start to water from the wind
And you become a distant future
I will remember no matter the changes
Just this one thing, this one thing though its a plain thing
I will show it to you, this one thing covered in glory
Forever and ever, I will hold it dear

Kimi dake wo

14.6.11

Mimpi gw malam ini

Manusia beranggapan untuk menolong orang, maka kita harus mengalami sakit yang sama seperti orang itu. Itu tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.

Untuk menolong orang lain tidak berarti kita menyakiti diri sendiri. Ibarat dokter dan pasien. Pasien tidak berharap dokter mengalami sakit yang sama dengannya. Mereka hanya ingin dimengerti dan dibantu supaya lepas dari rasa sakit.

Bagaimana bisa mengobati orang lain jika kita sakit, bagaimana bisa membahagiakan orang jika kita sendiri sedih?

Sebelum melakukan sesuatu untuk orang lain, perhatikan diri sendiri terlebih dahulu karena kalau kita tidak siap, bantuan yang kita berikan hanya membuang waktu dan tenaga saja

9.6.11

Yup it had been 'miss' already

Gw masih ingat banget kata-kata mereka:
"gw pasti kangen saat-saat kayak gini"
Dan, BAAAAMMM, that's true! I really miss the moments, guys. Gw rindu makan bareng sama-sama, main UNO, main monopoli, bahkan gue rindu dinginnya Kareumbi (disini gerah cuy).
Kapan ya, kita bisa kayak gitu lagi? Apa tiap tahun kita bikin kemah kerja aja?