Pages

Powered by Blogger.

26.3.11

Kamarku sekarang sepi

Aneh banget deh, lihat kamar kosan saya sekarang sepi dan barang2nya serasa ada yang hilang. Itu semenjak mama dan Nandha pulang ke Gorontalo. Saya sekarang merasa kesepian sekali di kamar ini. Padahal dulu juga begini nggak ada bedanya. tapi 18 hari itu merupakan waktu yang cukup untuk membiasakan diri dengan keberadaan mereka. Bahkan belum 12 jam saya sudah sangat rindu kepada keduanya.

Aneh sekali melihat betapa banyaknya barang-barang mereka sekarang sudah tidak ada lagi. Betapa anehnya melihat laci lemari yang tadinya penuh ini itu sekarang berkurang setengahnya. saya rindu, bahkan kepada Nandha

1.3.11

Hal yang dipalajari dari sekitar

Kejadian ini sudah lama sekali. Saya bahkan lupa kapan tepatnya. Apakah saat saya masih duduk di bangku SD atau sudah duduk di bangku SMP. Bahkan saya pun mengira sudah lupa kejadian ini, sampai beberapa hari ini saya mendengar suatu cerita dan kisah yang berada di sekeliling saya yang walaupun kisah ini berbeda dengan kisah masa lalu, tapi latar belakangnya sama, ketidaksukaan kepada orang yang lebih dari kita.
Dulu kejadian ini menimpa orang yang paling saya sayangi. Mama. Dulu saya tidak dikasih tahu masalah apa yang saat itu Mama hadapi, mungkin karena Papa dan Mama menganggap saya dan adik saya terlalu kecil untuk ikut menghadapinya. Tapi saya tahu bahwa Mama dan Papa setiap hari tidak bisa tidak memikirkan masalah itu. Walau tidak diberi tahu oleh Mama dan Papa, toh saya dengar sedikit-sedikit. Yang bisa saya tarik kesimpulan saat itu adalah ada yang coba memfitnah Mama.
Sama dengan kejadian yang ada di sekitar saya sekarang. Karena ketidak sukaan kepada seseorang membuat orang yang dengki itu mulai membuat-buat kesalahan orang yang tidak disukai itu menjadi jelek di mata orang lain. Manusia emang selalu mudah dirasuki oleh sifat dengki. Apalagi orang yang tidak pernah mau merasa kalah.
Dan saya ingat saat itu mama sampai jatuh sakit. Dan saat itulah saya mengenal perasaan yang bernama benci. Ya, sebelumnya saya tahu benci itu apa, tapi belum terlalu mengetahui bagaimana rasanya. Di saat itulah saya sangat benci kepada orang yang buat hal tersebut kepada Mama. Sampai Papa dan Mama harus menjual si merah dan hampir menggadaikan "itu". Saya benci sekali sama orang itu. Di depan aja pura-pura baik, dibelakang nusuk. 
Mudah-mudahan Mama dan orang-orang yang teraniaya selalu dilindungi oleh Tuhan dimana pun mereka.

Wahai teman saya yang bermuka dua, maaf ya saya nggak respect kepada Anda lagi.